Oleh Hasan Zainuddin
Berawal dari pertemuan 2 orang kolektor, Muhammad Ary dan Sunarno yang bersepakat membentuk komunitas pecinta sepeda tua di Banjarmasin, pada tanggal 17 Agustus 2008 mereka bersama beberapa anggota lainnya mendeklarasikan berdirinya komunitas SABAN.
Nama SABAN dipilih karena kebetulan lahirnya dalam bulan Sya’ban. Hingga saat ini tercatat memiliki lebih dari 200 anggota. Beberapa merek sepeda terkenal yang dikoleksi antara lain Gazelle, Simplex, Batavus, Fongers, Raleigh, Humber, BSA, Mistar, dan lain lain. Komunitas ini terdiri atas berbagai profesi, diantaranya Prof. Dr. Dwi Atmono, M.Pd dosen FKIP Unlam yang nampak sangat menikmati sepeda tua, menggunakannya dan bergabung di komunitas ini.
Menurut Muhammad Ary, misi utama komunitas ini adalah melestarikan sepeda tua sebagai peninggalan bersejarah yang dapat menambah kekayaan warisan budaya kota Banjarmasin sebagai kota tua yang usianya sudah lebih 487 tahun.
Komunitas ini juga dapat mendukung pariwisata kota Banjarmasin, melalui partisipasi pada berbagai acara budaya, parade onthel Nampak sangat menghibur masyarakat yang menontonnya. Pada beberapa acara perkawinan, komunitas onthel seringkali diminta mengantar penganten
Selain ajang silaturrahmi, komunitas ini juga peduli lingkungan, mereka telah mengadakan beberapa kegiatan bhakti lingkungan. Sejak peringatan Hari Lingkungan Hidup 2009 komunitas ini selalu aktif dalam mendukung program penghijauan kota.
Pada Hari Tata Ruang tahun 2011, mereka menyumbangkan 485 pohon Trembesi dan Flamboyan kepada pemerintah Kota Banjarmasin. Pohon-pohon tersebut sekarang ikut menambah teduhnya Ruang Terbuka Hijau sepanjang Jalan Pierre Tendean dan beberapa tempat diseputar kota.
Komunitas ini memiliki pembibitan pohon sendiri, mereka menyediakan bibit tanaman untuk dibagikan dan menanamnya dalam berbagai kesempatan. Dengan adanya Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) dan adanya Komitmen Pemko Banjarmasin menjadi Kota Hijau (Green City), komunitas SABAN sekarang ikut bergabung dalam Forum Komunitas Hijau (FKH) Banjarmasin sebagai Komunitas Hijau atau Green Community.
Sebagai komunitas hijau yang menggunakan sepeda sebagai Green Transportation, komunitas SABAN sudah membuktikan kemampuan sepeda tua ini berfungsi dengan baik, mereka sudah menguji waktu tempuh antar kota di Kalsel dengan menggunakan sepeda, antara lain dari kota Amuntai ke Banjarmasin ditempuh 16 jam, Banjarmasin Palangkaraya 18 jam, Banjarmasin Takisung 8 jam.
200 ANGGOTA KOMUNITAS SABAN DIMINTA CINTAI LINGKUNGAN
Oleh Hasan Zainuddin
Banjarmasin,9/12 (Antara)- Sebanyak 200 anggota komunitas Sepeda Antik Banjarmasin (Saban) diminta mencintai lingkungan dengan bertindak dan berperilaku selalu menuju pelestarian lingkungan.
“Mereka para anggota Saban berusaha menggunakan transportasi yang ramah lingkungan, tidak menggunakan energi minyak dan tidak menimbulkan asap salah satu bentuk mencintai lingkungan,” kata Pendiri Komunitas Saban Banjarmasin, Mohammad Ary kepada pers di Banjarmasin, Senin.
Belum lama ini komunitas yang berdiri 8 Agustus 2008 tersebut beberapa kali melakukan kegiatan terkahir 1 Desember menggelar festival hijau yang melibatkan anggota Saban untuk memberikan pemahaman terhadap pentingnya kelestarian lingkungan.
Dalam festival hijau tersebut digelar pengolahan sampah organik jadi pupuk, pemanfaatan bank sampah, mengolah bahan sampah menjadi kerajinan tangan, dan pameran foto lingkungan.
Komunitas Saban ini juga tergabung dalam Forum Komunitas Hijau (FKH) Banjarmasin untuk memperkuat posisi kota Banjarmasin sebagai kota hijau (green city) di tanah air.
Menyinggung organisasi komunitas Saban tersebut disebutkannya adalah para pengoleksi sepeda tua yang berasal dari tahun 1920 hingga sekarang, sepeda tua tersebut baik buatan Inggris, Belanda, China dan buatan negara lainnya, seperti merk Raleh, Simplek, Simking dan lainnya.
Keberadaan komunitas ini memperkuat pula Kota Banjarmasin sebagai kota tua serta sebagai kota pariwisata disamping kota budaya.
Para komunitas tersebut sudah pula melakukan perjalanan panjang seperti antara Banjarmasin ke Kota Palangkaraya (Kalteng) berjarak 200 km, atau dari Banjarmasin ke Kota Amuntai (210 km) dan Banjarmasin Takisung (70 Km).
Dalam setiap kegiatan perjalanan anggota Saban selalu mengkampanyekan pelestarian lingkungan kepada masyarakat, demikian Mohammad Ary.
